Selasa, 14 Januari 2014

PENGGUNAAN PETA UNTUK ANALISIS LOKASI INDUSTRI

1. PENGERTIAN INDUSTRI

a. Secara Etimologi, industria yang artinya buruh / tenaga kerja.
b. Menurut UU RI No 5 th 1984, Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi untuk menjadi barang yang mempunyai nilai lebih tinggi termasuk kegiatan rancang bangun dan rekayasa industri
  • Kegiatan ekonomi, usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara menghasilkan barang atau jasa. 
  • Bahan mentah, semua barang yang didapat dari SDA atau yang diperoleh dari usaha manusia untuk dimanfaatkan lebih lanjut. 
  • Bahan baku, bahan mentah yang diolah atau tidak diolah dan dapat dimanfaatkan sebagai sarana produksi dalam industri. 
  • Barang setengah jadi, bahan mentah atau bahan baku yang telah mengalami satu atau beberapa tahap proses industri dan dapat diolah lebih lanjut menjadi barang jadi. 
  • Barang jadi, barang hasil industri yang sudah siap pakai untuk konsumsi akhir ataupun siap pakai sebagai alat produksi. 
  • Kegiatan rancang bangun, kegiatan industri yang berhubungan dengan perencanaan pendirian industri atau pabrik secara keseluruhan atau bagian-bagiannya
  • Rekayasa industri, kegiatan industri yang berhubungan dengan perencanaan atau pembuatan mesin-mesin atau peralatan pabrik atau peralatan industri lainnya. 
2. KLASIFIKASI INDUSTRI

a. Berdasarkan bahan mentah
  1. Industri agraris, industri yang mengelola bahan mentah dari hasil pertanian
    ex : padi, kakau, teh
  2. Industri non agraris, indutsri yang mengelola bahan mentah dari hasil pertambangan
    ex : semen, batu bara, pasir
b. Berdasarkan bahan baku
  1. Industri ekstraktif, industri yang memperoleh bahan baku langsung dari alam
    ex : hasil pertanian, perkebunan
  2. Industri non ekstraktif, industri yang memperoleh bahan baku dari industri lain
    ex : industri sepatu, pakaian jadi
  3. Industri fasilitatif, industri yang berupa pelayanan jasa kepada masyarakat
    ex : bank, transportasi, pariwisata

Senin, 13 Januari 2014

INTERAKSI DESA DAN kOTA

1. Pengertian Interaksi

Interaksi adalah suatu hubungan timbal balik yang saling berpengaruh antara dua wilayah atau lebih yang dapat menimbulkan gejala, kenampakan atau permasalahan baru.

2. Faktor yang Mempengaruhi Interaksi
  • Perbedaan sumber daya alam dimasing-masing wilayah
  • Kesempatan berinteraksi
  • Kemudahan dalam pemindahan ruang
3. Unsur yang Mempengaruhi Interaksi menurut Ullman
  • Komplementaritas, wilayah yang saling melengkapi seperti desa dengan kota
  • Transferabilitas, dipengaruhi oleh biaya, waktu dan morfologi
  • Intervening opportunity, ada tidaknya perantara atau penyebab terjadinya interaksi tersebut
4. Pembagian Ruang Interaksi
  1. Zona Interaksi Desa dan Desa, berlangsung pada kegiatan yang berhubungan dengan tradisi, adat istiadat atau dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup. Zona yang terbentuk tidak terlihat signifikan, hal tersebut karena keduanya memiliki karakteristik yang sama sehingga munculnya unsur-unsur baru sangat minimal. 
  2. Zona Interaksi Kota dan Kota, berlangsung pada kegiatan-kegiatan dibidang industri dan jasa. Zona ini tidak menimbulkan perubahan yang signifikan, karena tata kehidupan keduanya telah memiliki strata dan karakteristik yang sama, jadi tidak menimbulkan gradasi wilayah yang baru. 
  3. Zona interaksi Desa dan Kota, hubungan timbal balik antar wilayah yang memiliki karakteristik berbeda sehingga memunculkan berbagai unsur baru.
Hasil interaksi desa dan kota sebagai berikut :
  • Inti kota (city), daerah yang terletak dipusat atau tengah kota.
  • Zona suburban (faubourgh),daerah lokasi penglaju / subdaerah perkotaan (commuters)
  • Zona suburban fringe, jalur tepi subdaerah perkotaan.
  • Zona urban fringe, daerah yang mempunyai sifat-sifat mirip kota, kecuali inti kota.
  • Zona rural urban fringe, zona yang ditandai dengan penggunaan lahan campuran.
  • Zona rural, zona perdesaan. 
5. Dampak Interaksi Antar Desa, Antar Kota, Serta Desan dan Kota

a. Dampak positif interaksi desa dan kota bagi kota
  • Tercukupinya bahan pangan bagi kota
  • Tercukupinya tenaga kerja bagi kota
  • Tercukupinya bahan bangunan
  • Tercukupinya bahan industri
  • Produk dari kota dapat dipasarkan sampai ke plososk desa
b. Dampak negatif interaksi desa dan kota bagi kota
  • Semakin bertambahnya pengangguran
  • Terjadi degradasi kualitas lingkungan
  • Kriminalitas tinggi
  • Semakin sulit mencukupi kebutuhan
  • Pencemaran lingkungan
  • Muncul permukiman kumuh
c. Dampak positif interaksi desa dan kota bagi desa
  • Meningkatnya teknologi pertanian
  • Pendidikan didesa semakin maju
  • Meningkatnya sarana dan prasarana transportasi
  • Meningkatnya kualitas kewirausahaan
  • Meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai keluarga berencana (KB)
d. Dampak negatif interaksi desa dan kota bagi kota
  • Kehidupan agraris memudar
  • Konsumerisme dan kriminalitas meningkat
  • Perubahan tata guna lahan
  • Bahan pangan berkurang
  • Pencemaran lingkungan meningkat
  • Tenaga produktif bidang pertanian berkurang
6. Teori interaksi keruangan

a. Rumus Titik Henti (William J. Reilly)
b. Teori Grafik / Indeks Konektivitas (K.J.Kansky )
 c. Teori Gravitasi


Rabu, 08 Januari 2014

POLA KERUANGAN KOTA

1. PENGERTIAN KOTA

a. Menurut Ahli
  1. Kota menurut Bintarto, kesatuan jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi heterogen serta coraknya lebih matrealistis dibandingkan dengan daerah dibelakangnya.
  2. Kota menurut Max Weber, suatu tempat yang penghuninya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya dipasar lokal.
  3. Kota menurut Grunfeld, permukiman dengan kepadatan penduduk yang lebih tinggi dari pada kepadatan penduduk nasional, struktur mata pencaharian nonagraris, dan sistem penggunaan yang beraneka ragam, serta ditutupi gedung-gedung tinggi yang lokasinya berdekatan. 
  4. Kota menurut Ilhami, suatu wilayah administratif memiliki batas-batas dengan didalamnya terdapat komponen-komponen yang meliputi penduduk dengan ukuran tertentu, sistem ekonomi, sistem sosial, sarana dan infrastuktur yang keseluruhannya menjadi satu kesatuan kelengkapan.
  5. Kota menurut UU No 26 th 2007 tentang penataan ruang, kawasan perkotaan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan pendistribusi pelayanan jasa pemerintah, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
  6. Kota menurut Menteri Dalam Negeri RI No 4 / 1980, suatu wilayah yang mempunyai batas administrasi wilayah, lingkungan kehidupan yang mempunyai ciri nonagraris.
  7. Kota menurut Nasional Urban Development Strategi (NUDS) 1985, kota sebagai pusat pelayanan kegiatan produksi, distribusi, dan jasa-jasa yang mendukung pertumbuhan ekonomi diwilayah sekitarnya. 
b. Secara Umum, kota merupakan hasil penggabungan karakteristik dan struktur khas yang dapat membedakannya dengan desa.

c. Secara Geografis, kota adalah suatu bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alam dan nonalam dengan gejala-gejala pemusatan penduduk tinggi, corak kehidupan yang heterogen, sifat penduduknya idividualis, dan matrealistis.

2. CIRI-CIRI KOTA

a. Ciri Fisik
  • Tersedianya sarana perekonomian (pasar, supermarket)
  • Tempat parkir yang memadai
  • Tersedianya tempat rekreasi dan olahraga
  • Banyak gedung-gedung tinggi
  • Terdapat pusat-pusat pemerintahan
b. Ciri Sosial
  • Adanya keanekaragaman penduduk
  • Penduduk bersifat individualisme
  • Hubungan sosial bersifat geselsechaft / patembayan
  • Adanya pemisahan keruangan yang dapat membentuk kompleks-kompleks tertentu
  • Norma agama tidak ketat
  • Pandangan hidup masyarakat kota lebih rasional
  • Kesenjangan sosial sangan mencolok
3. KLASIFIKASI KOTA

a. Berdasarkan Jumlah Penduduknya
  1. Kota kecil, jumlah penduduknya antara 20.000-50.000 jiwa
  2. Kota sedang, jumlah penduduknya antara 50.000-100.000 jiwa
  3. Kota besar, jumlah penduduknya antara 100.000-1.000.000 jiwa
  4. Metropolitan, jumlah penduduknya antara 1.000.000-5.000.000 jiwa
  5. Megapolitan, jumlah penduduknya > 5.000.000 jiwa
b. Berdasarkan Fungsinya / Pembentukan Sejarahnya
  1. Kota sebagai pusat kebudayaan
  2. Kota sebagai pusat industri
  3. Kota sebagai pusat perdagangan
  4. Kota sebagai pusat pemerintahan
  5. Kota sebagai pusat rekreasi dan kesehatan
c. Berdasarkan Tingkat Perkembangan Kota
  1. Tahap Eopolis, tahap perkembangan desa yang sudah teratur menuju arah kehidupan kota.
  2. Tahap Polis, suatu kota yang sebagian kegiatan penduduknya masih bersifat agraris.
  3. Tahap Metropolis, kota yang kehidupannya sudah mengarah industri.
  4. Tahap Megapolis, wilayah perkotaan yang terdiri atas beberapa kota metropolis.
  5. Tahap Tryanopolis, kota yang ditandai dengan kekacauan dan tingkat kriminalitas yang tinggi.
  6. Tahap Nekropolis, suatu kota yang mulai mengalami keruntuhan. 
d. Berdasarkan teknologi dan peradaban
  1. Fase Mezo Teknik, perkembangan kota yang menyandarkan eksploitasi manusia atas sumber daya angin dan air. 
  2. Fase Paleo Teknik, perkembangan kota yang sumber tenaga yang digunakan uap air dan mesin-mesinnya dikonstruksi dari besi dan baja.
  3. Fase Neo Teknik, perkembangan kota yang sumber tenaga yang digunakan bensin dan uap air.
4. TAHAP PERKEMBANGAN KOTA
  • Stadium Infentile, di dalam staduim ini tidak terlihat batas yang jelas antara daerah permukiman dan perdagangan.
  • Stadium Juvenile, di dalam stadium ini mulai terlihat bahwa kelompok perumahan tua sudah mulai terdesak perumahan-perumahan baru, terdapat pemisah antara daerah pertokoan dan daerah perumahan.
  • Stadium Mature, di dalam stadium ini mulai terbentuk tata ruang wilayah yang baik, muncul kota-kota baru sebagai bagian dari kota lama.
  • Staduim Senile, di dalam staduim ini kota kembali menjadi rumit karena adanya pengembangan-pengembangan kota yang lebih luas sehingga terjadi pembongkaran dan penggusuran perumahan maupun untuk dipindah keluar kota. 
5. TEORI STRUKTUR KOTA

a. Teori Konsentris (Concentric Theory)
Teori Konsentris dari Ernest W. Burgess, kota berkembang kesegala arah, merata, dan bentuknya melingkar. Berdasarkan teori konsentris, wilayah kota dibagi menjadi lima :
·         Zona daerah pusat kegiatan / DPK (central business district / CBD)
·         Zona peralihan (zona perdagangan beralih pada zona permukiman)
·         Zona permukiman kelas pekerja / buruh / proletar
·         Zona kelas menengah
·         Zona penglaju / orang kaya (zona permukiman beralih pada zona pertanian) 
2.      b. Teori Sektoral (Sector Theory)
Dikemukakan oleh Hommer Hoyt, Hoyt berkesimpulan bahwa proses pertumbuhan kota lebih ditentukan oleh sektor-sektor dari pada sistem melingkar.
3.      c. Teori Inti Ganda (Multiple Nucleus Theory)
Dikemukakan oleh Harris dan Ullman pada tahun 1945. Pertumbuhan kota berawal dari pusat pertumbuhan kemudian menjadi bentuk kompleks karena muncul nukleus-nukleus baru sebagai kutub pertumbuhan, seperti perguruan tinggi, kompleks industri, dan terminal bus. Dalam teori ini tidak ada urutan-urutan yang teratur dari zona-zona kota seperti halnya pada teori konsentris dan sektoral.

4.      d. Teori Konsektoral (Tipe Eropa)
Dikemukakan oleh Peter Mann (1965). Teori ini mencoba menggabungkan teori konsentris dan sektoral, tapi penekanan konsentris lebih ditonjolkan

PENGGUNAAN PETA UNTUK ANALISIS LOKASI PERTANIAN DAN INDUSTRI

1. Kepentingan Pertanian
Peta yang menggambarkan kenampakan wilayah permukaan bumi dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, di antaranya bidang pertanian.
Peta diperlukan untuk menganalisis kegiatan pertanian. Contohnya sebagai berikut :
a. Peta topografi / rupabumi diperlukan untuk mengetahui ketinggian tempat. Ketinggian tempat berkaitan dengan potensi curah hujan, suhu udara, dan peta geologi.
b. Peta tanah diperlukan untuk pengetahui jenis tanah dan menentukan jenis tanaman.
c. Peta geologi diperlukan untuk mengetahui karakteristik batuan, seperti nilai permeabilitas batuan.

2. Kepentingan Industri
Peta digunakan untuk menentukan lokasi industri. Peta menyajikan informasi, seperti letak wilayah, ketersediaan SDA, konektivitas, dan kepadatan penduduk.
Lokasi industri ditentukan berdasarkan pertimbangan asas efektif dan efisien. Verbal-verbal untuk menentukan lokasi industri tekstil adalah ketersediaan air / sumber energi, tenaga kerja, daerah pemasaran, topografi.

a. Pengertian Industri

- Secara Etimolog yaitu industria yang artinya buruh atau tenaga kerja.
- Menurut UU RI NO 5 1984
Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, barang jadi untuk menjadi barang yang mempunyai nilai lebih tinggi termasuk kegiatan rancang bangun dan rekayasa industri.

- Kegiatan ekonomi adalah usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara menghasilkan barang atau jasa.

- Bahan mentah adalah semua barang yang didapat dari SDA atau yang diperoleh dari usaha manusia untuk dimanfaatkan lebih lanjut.

- Bahan baku adalah bahan mentah yang diolah atau tidak diolah dan dapat dimanfaatkan sebagai sarana produksi dalam industri.

- Barang setengah jadi adalah bahan mentah atau bahan baku yang telah mengalami satu atau beberapa tahap proses produksi dan dapat diolah lebih lanjut menjadi barang jadi.

- Barang jadi adalah barang hasil industri yang sudah siap pakai untuk konsumsi akhir ataupun siap pakai sebagai alat produksi.

- Kegiatan rancang bangun adalah kegiatan industri yang berhubungan dengan perencanaan atau pendirian industri atau pabrik secara keseluruhan tau bagian-bagiannya.

- Rekayasa industri adalah kegiatan industri yang berhubungan dengan perencanaan atau pembuatan mesin-mesin / peralatan pabrik / peralatan industri lainnya.

b. Klasifikasi Industri

1. Berdasarkan bahan mentah
- Industri agraris adalah industri yang mengelola bahan mentah dari hasil pertanian.
ex : industri penggilingan padi
- Industri non agraris adalah industri yang mengelola bahan mentah dari hasil pertambangan.
ex : industri batu bara

2. Berdasarkan bahan baku
- Industri ekstraktif adalah industri yang memperoleh bahan baku langsung dari alam.
ex : industri hasil perkebunan
- Industri non ekstraktif adalah industri yang memperoleh bahan baku dari industri lain.
ex : industri sepatu
- Industri fasilitatif adalah industri berupa pelayanan jasa kepada masyarakat.
ex : transportasi

3. Berdasarkan jumlah tenaga kerja
- Industri rumah tangga adalah industri yang karyawannya antara 1-4 oarang.
- Industri kecil adalah industri yang karyawannya antara 5-19 orang.
- Industri sedang / menengan adalah industri yang karyawannya antara 20-99 orang.
- Industri besar adalah industri yang karyawannya >100 orang.

4. Berdasarkan produktifitas perorangan
- Industri primer adalah industri yang menghasilkan barang tanpa mengolah lebih lanjut dan langsung diambil dari alam.
ex : perikanan
- Industri sekunder adalah industri yang menghasilkan barang tapi memerlukan pengelolaan lebih lanjut sehingga bentuk aslinya tidak terlihat.
ex : industri ban
- Industri tersier adalah industri yang berkaitan dengan jasa pelayanan.
ex : bank

5. Berdasar tahap proses produksinya
- Industri hulu adalah industri yang mengolah bahan mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi.
ex : industri kayu olahan
- Industri hilir adalah industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi sehingga barang tersebut dapat langsung dikonsumsi.
ex : industri mebel

6. Berdasarkan hasil produksi
- Industri berat adalah industri yang menghasilkan mesin dan alat produksi.
ex : industri mesin kendaraan, traktor, gerbong kereta
- Industri ringan adalah industri yang menghasilkan barang-barang ringan yang siap pakai.
ex : industri rokok, obat-obatan
- Industri trafik adalah industri yang semua bahan mentahnya berasal dari impor.
ex : industri wol, minuman beralkohol
- Industri assembling / perakitan adalah industri yang kegiatannya merakit beberapa komponen menjadi barang jadi.
ex : industri perakitan kendaraan bermotor

7. Berdasarkan asal modl
- Industri penanamana modal dalam negeri (PMDN) adalah industri yang modalnya berasal dari pemerintah, swasta, atau keduanya didalam negeri.
- Industri penanaman modal asing (PMA) adalah industri yang modalnya berasal dari luar negeri.
- Industri patungan (joint venture) adalah industri yang asal modalnya patungan antara pihak luar negeri dan dalam negeri.

8. Menurut Departemen Perindustrian dan Perdagangan (SK Menperin No 19 / M / 1 / 1986)
- Industri kimia dasar adalah industri yang menghasilkan bahan-bahan yang mengandung zat kimia.
ex : industri kaca, semen, kertas, obat-obatan
- Industri mesin dan logam dasar adalah industri yang menghasilkan bahan-bahan logam dan alat berat.
ex : industri besi, baja, alat transportasi
- Aneka industri adalah industri yang menghasilkan beragam kebutuhan konsumen.
ex : industri pangan, tekstil, pakaian
- Industri kecil adalah industri dengan modal kecil, peralatan yang masih sederhana.
ex : industri rumah tangga, makanan, minuman

9. Berdasarkan modal
- Industri padat modal adalah industri dengan modal besar dan banyak menggunakan tenaga mesin.
- Industri padat karya adalah industri yang banyak memerlukan tenaga manusia.

10. Berdasarkan lokasi
- Industri yang berorientasi pada pasar (market oriented industry) adalah industri yang menjual barang yang mudah rusak / busuk.
ex : industri kramik, sayur, grabah
- Industri yang berorientasi pada tenaga kerja (power oriented industry) adalah industri yang banyak memerlukan tenaga kerja.
ex : industri rokok, kerupuk, jamur
- Industri yang berorientasi pada bahan baku (supply oriented industry) adalah industri yang lebih mudah mengangkut barang jadi nya dari pada mengangkut bahan mentahnya.
ex : industri makanan kaleng, minuman botol

11. Berdasarkan subjek pengelolaannya
- Industri rakyat adalah industri yang di usahakan oleh rakyat, menghasilkan kebutuhan pokok.
- Industri negara adalah industri yang di usahakan oleh negara, umumnya merupakan BUMN.

12. Berdasarkan pemasarannya
- Industri lokal (non basic) adalah industri yang produknya hanya di pasarkan didalam negeri.
- Industri dasar (basic) adalah industri yang hasilnya di pasarkan didalam maupun di luar negeri.

c. Syarat Berdirinya Industri

1. Tersedia bahan bak
2. Tersedia tenaga kerja
3. Tersedia konsumen
4. Tersedia modal
5. Tersedia jaringan komunikasi dan transportasi
6 Stabilitas politik yang mantap
7. Adanya kemauan kerja yang keras

d. Syarat Penentuan Lokasi Industri

1. Bahan baku
2. Pasar
3. Biaya transportasi
4. Tenaga kerja
5. Modal dan teknologi
6. PP No 29 th 1986 - - - pelaksanaan ANDAL dan AMDAL

e. Faktor - Faktor Penentu Lokasi Industri

1. Faktor yang menentukan lokasi industri
a. Ketersediaan bahan baku dan bahan mentah
b. Jarak dengan pasar dan konsumen
c. Biaya angkut
d. Ketersediaan tenaga kerja
e. Ketersediaan modal
f. Teknologi
g. Peraturan
h. Lingkungan

2. Faktor lingkungan yang menentukan lokasi pertanian
a. Penggunaan lahan
b. Kemiringan lereng
c. Kedalaman muka air tanah
d. Tekstur tanah
e. Kedalaman tanah
f. Jaringan jalan

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)

Pengertian Sistem Informasi Geografi (SIG)
# Menurut Environment System Research Institute (ESRI)
    SIG adalah kumpulan yang terorganisasi dari perangkat keras           komputer, perangkat lunak, data geografi dan personel yang      dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, mengupdate, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan         semua bentuk informasi yang bereferansi geografi.

# Pengertian Secara Umum
    SIG adalah sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis, dan menghasilkan data bereferensi geografi atau data geospasial.

Komponen Sistem Informasi Geografi (SIG)
1. Perangkat Keras (Hardware) adalah perangkat-perangkat fisik yang merupakan bagian dari sistem komputer yang mendukung analisis geografi dan pemetaan.
Hardware memiliki 3 peranan :
a. Alat Masuk (Input), untuk memasukkan data kedalam jaringan komputer.
contoh : scanner, digitizer, dan CD/DVD ROM
b. Alat Pemroses, untuk mengolah, menganalisis, dan menyimpan data yang masuk dalam sistem komputer sesuai kebutuhan.
contoh : CPU, tape drive dan disk drive.
c. Alat Keluaran (Output), untuk menayangkan informasi geografi sesuai data SIG yang telah diproses.
cotoh : printer, plotter.

2. Perangkat Lunak (Software) adalah sistem yang digunakan untuk pemrograman komputer, berfungsi untuk memasukkan, menyimpan, dan mengeluarkan data.

3. Inteligensi Manusia (Brainware) adalah kemampuan manusia dalam mengelola dan memanfaatkan SIG.

 Tahapan Kerja Sistem Informasi Geografi (SIG)
a. Tahap Pemasukan Data
Hanya data geospasial yang dapat diolah oleh SIG. Data tersebut terdiri dari :
1. Data grafis / geometris, data SIG yang berbentuk vektor (memiliki arah dan jarak) dan raster (berbentuk kotak-kotak piksel).
2. Data atribut, identitas yang dimiliki oleh data grafis.

Data geospasial adalah data tentang lokasi geografis, dimensi atau ukuran, karakteristik objek alam atau buatan manusia yang berada di bawah atau di atas permukaan bumi.
Sumber data geospasial sebagai berikut :
1. Data teresrial, data yang diperoleh dari pengukuran langsung dilapangan.
contoh : data jumlah penduduk, data curah hujan.
2. Data sekunder, data yang diperoleh bukan dari pengukuran langsung dilapangan.
contoh : peta, penginderaan jauh.

Tahap-tahap yang dilalui dalam pemasukan data sebagai berikut :
1. Proses akuisisi, yaitu proses awal berupa pemasukan dan perekaman data kedalam komputer.
2. Editing, yaitu proses perbaikan digitasi.
3. Pembangunan topologi data, dilakukan untuk membedakan data titik, garis, dan area.
4. Pemberian atribut, yaitu pemberian identitas atau atribut pada data.
5. Transformasi koordinat, yaitu tahap transformasi koordinat dari koordinat hasil digitasi ke koordinat yang sesuai dilapangan.

b. Tahap Pengelolaan Data
Tahap yang dilakukan dalam kegiatan pengelolaan dara meliputi :
1. Pengarsipan, untuk menyimpan data yang akan dianalisis.
2. Pemodelan, dilakukan dengan membuat konsep analisis untuk mendapat informasi baru.

c. Tahap Manipulasi dan Analisis Data
Pada tahap ini terjadi proses pembentukan peta baru yang telah diolah baik secara manual maupun secara komputer.
1. Buffering, adalah pembuatan poligon baru berdasarkan jarak yang telah ditentukan, baik pada data titk, data garis, data area, maupun data poligon.
2. Skoring, tahap memberi nilai terhadap sifat dan parameter yang digunakan dalam analisis.
3. Overlay, adalah penggabungan dua data grafis atau lebih secara tumpang susun untuk memperoleh data grafis baru yang memiliki satuan pemetaan.

d. Tahap Keluaran Data
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan berupa pemberian layout peta dan penataan data yang dihasilkan.

Perbedaan Sistem Informasi Geografi Modern dan Konvensional.
a. SIG Modern
1. Penyimpanan data menggunakan database digital yang baku dan terpadu.
2. Pemanggilan data menggunakan sistem komputer.
3. Pemutakhiran data membutuhkan biaya murah dan dilakukan secara sistematis.
4. Analisis overlay sangat cepat.
5. Analisis spasial data dilakukan dengan mudah.
6. Penayangan murah dan cepat, bisa menggunakan sistem digital.

b. SIG Konvensional
1. Penyimpanan data menggunakan skala dan standar yang berbeda.
2. Pemanggilan data secara cek manual.
3. Pemutakhiran data membutuhkan biaya mahal dan waktu lama.
4. Analisis overlay membutuhkan waktu lama dan tenaga.
5. Analisis spasial rumit.
6. Penayangan data membutuhkan bayak biaya.

Pemanfaatan Sistem Informasi Geografi dalam Berbagai Bidang
a. Bidang Perencanaan Pembangunan
1. Perencanaan kota dan wilayah.
2. Perencanaan pembangunan bendungan.
3. Perencanaan pembangunan permukiman daerah transmigrasi.

b. Bidang Inventarisasi Sumber Daya Alam
1. Studi kelayakan tanaman pertanian dan lingkungan.
2. Pengelolaan hutan, pertanian, air, dan lahan basah.
3. Analisis dampak lingkungan
4. Pengelolaan bencana dan mitigasi
5. Penentuan lokasi pembuangan sampah.

c. Bidang Pengelolaan Fasilitas Kota
1. Penempatan pipa dan kabel bawah tanah.
2. Perencanaan fasilitas perawatan kota.
3. Pelayanan jaringan telekomuikasi.
4. Perencanaan dan penelusuran penggunaan listrik.

d. Bidang Sistem Informasi Lain
1. Administrasi kadastral.
2. Zonasi penggunaan lahan.
3. Akuisisi lahan.