Macam shalat sunah adalah :
1. Shalat Wudhu, Yaitu shalat sunnah dua rakaat yang bisa dikerjakan setiap selesai wudhu,
niatnya :Ushalli sunnatal wudlu-I rak’ataini lillahi Ta’aalaa’
artinya : ‘aku niat shalat sunnah wudhu dua rakaat karena Allah’
2. Shalat Tahiyatul Masjid, yaitu
shalat sunnah dua rakaat yang dikerjakan ketika memasuki masjid,
sebelum duduk untuk menghormati masjid.
Rasulullah bersabda ‘Apabila seseorang diantara kamu masuk masjid, maka janganlah hendak duduk sebelum shalat dua rakaat lebih dahulu’ (H.R. Bukhari dan Muslim).
Niatnya : ‘Ushalli sunnatal Tahiyatul Masjidi rak’ataini lillahi Ta’aalaa’
Artinya : ‘aku niat shalat sunnah tahiyatul masjid dua rakaat karena Allah’
3. Shalat Dhuha. Adalah shalat sunnah yang
dikerjakan ketika matahari baru naik. Jumlah rakaatnya minimal 2
maksimal 12.
Dari Anas berkata Rasulullah ‘Barang siapa shalat Dhuha 12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya istana disurga’ (H.R. Tarmiji dan Abu Majah).
Niatnya : ‘Ushalli sunnatal Dhuha rak’ataini lillahi Ta’aalaa’
Artinya : ‘aku niat shalat sunnah dhuha dua rakaat karena Allah’
4. Shalat Rawatib. Adalah shalat sunnah yang dikerjakan mengiringi shalat fardhu. Niatnya :
a. Qabliyah, adalah shalat sunnah rawatib
yang dikerjakan sebelum shalat wajib.
Waktunya : 2 rakaat sebelum
shalat subuh, 2 rakaat sebelum shalat Dzuhur, 2 atau 4 rakaat sebelum
shalat Ashar, dan 2 rakaat sebelum shalat Isya’.
Niatnya: ‘Ushalli sunnatadh Dzuhri* rak’ataini Qibliyyatan lillahi Ta’aalaa’
Artinya: ‘aku niat shalat sunnah sebelum dzuhur dua rakaat karena Allah’
* bisa diganti dengan shalat wajib yang akan dikerjakan.
b. Ba’diyyah, adalah
shalat sunnah rawatib yang dikerjakan setelah shalat fardhu.
Waktunya :
2 atau 4 rakaat sesudah shalat Dzuhur, 2 rakaat sesudah shalat Magrib
dan 2 rakaat sesudah shalat Isya.
Niatnya : ‘Ushalli sunnatadh Dzuhri* rak’ataini Ba’diyyatan lillahi Ta’aalaa’
Artinya : ‘aku niat shalat sunnah sesudah dzuhur dua rakaat karena Allah’
* bisa diganti dengan shalat wajib yang akan dikerjakan.
5. Shalat Tahajud, adalah shalat sunnah pada waktu
malam. Sebaiknya lewat tengah malam. Dan setelah tidur. Minimal 2 rakaat
maksimal sebatas kemampuan kita. Keutamaan shalat ini, diterangkan
dalam Al-Qur’an. ‘Dan pada sebagian malam hari bershalat tahajudlah
kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu
mengangkatmu ketempat yang terpuji’(Q.S. Al Isra : 79 ).
Niatnya : ‘Ushalli sunnatal tahajjudi rak’ataini lillahi Ta’aalaa’
Artinya : ‘aku niat shalat sunnah tahajjud dua rakaat karena Allah’
6. Shalat Istikharah, adalah shalat sunnah dua
rakaat untuk meminta petunjuk yang baik, apabila kita menghadapi dua
pilihan, atau ragu dalam mengambil keputusan. Sebaiknya dikerjakan pada
2/3 malam terakhir.
Niatnya :‘Ushalli sunnatal Istikharah rak’ataini lillahi Ta’aalaa’
Artinya : ‘aku niat shalat sunnah Istikharah dua rakaat karena Allah’
7. Shalat Hajat, adala shalat sunnah dua rakaat
untuk memohon agar hajat kita dikabulkan atau diperkenankan oleh Allah
SWT. Minimal 2 rakaat maksimal 12 rakaat dengan salam setiap 2 rakaat.
Niatnya : ‘Ushalli sunnatal Haajati rak’ataini lillahi Ta’aalaa’
Artinya : ‘aku niat shalat sunnah hajat dua rakaat karena Allah’
8. Shalat Mutlaq, adalah shalat sunnah tanpa sebab dan tidak ditentukan waktunya, juga tidak dibatasi jumlah rakaatnya. ‘Shalat itu suatu perkara yang baik, banyak atau sedikit’ (Al Hadis).
Niatnya : ‘Ushalli sunnatal rak’ataini lillahi Ta’aalaa’
Artinya : ‘aku niat shalat sunnah dua rakaat karena Allah’
9. Shalat Taubat, adalah shalat sunnah yang dilakukan setelah merasa berbuat dosa kepada Allah SWT, agar mendapat ampunan-Nya.
Niatnya:‘Ushalli sunnatal Taubati rak’ataini lillahi Ta’aalaa’
Artinya : ‘aku niat shalat sunnah taubat dua rakaat karena Allah’
10. Shalat Tasbih, adalah shalat sunnah yang
dianjurkan dikerjakan setiap malam, jika tidak bisa seminggu sekali,
atau paling tidak seumur hidup sekali. Shalat ini sebanyak empat rakaat,
dengan ketentuan jika dikerjakan pada siang hari cukup dengan satu
salam, Jika dikerjakan pada malam hari dengan dua salam. Cara
mengerjakannya
Niat : ‘Ushalli sunnatan tasbihi raka’ataini lilllahi ta’aalaa’
artinya ‘aku niat shalat sunnah tasbih dua rakaat karena Allah’
a. Usai membaca surat Al Fatehah membaca tasbih 15 kali.
b. Saat ruku’, usai membaca do’a ruku membaca tasbih 10 kali
c. Saat ‘itidal, usai membaca do’a ‘itidal membaca tasbih 10 kali
d. Saat sujud, usai membaca doa sujud membaca tasbih 10 kali
e. Usai membaa do’a duduk diantara dua sujud membaca tasbi 10 kali.
f. Usai membaca doa sujud kedua membaca tasbih 10 kali.
Jumlah keseluruhan tasbih yang dibaca pada setiap rakaatnya sebanyak
75 kali. Lafadz bacaan tasbih yang dimaksud adalah sebagai berikut :
‘Subhanallah wal hamdu lillahi walaa ilaaha illallahu wallahu akbar’
artinya : ‘Maha suci Allah yang Maha Esa. Segala puji bagi Akkah, Dzat yang Maha Agung’.
11. Shalat Tarawih, adalah shalat sunnah sesudah shalat Isya’pada bulan Ramadhan. Menegenai bilangan rakaatnya disebutkan dalam hadis. ‘Yang dikerjakan oleh Rasulullah saw, baik pada bulan ramadhan atau lainnya tidak lebih dari sebelas rakaat’ (H.R. Bukhari). Dari Jabir ‘Sesungguhnya Nabi saw telah shallat bersama-sama mereka delapan rakaat, kemudian beliau shalat witir.’ (H.R. Ibnu Hiban)
Pada masa khalifah Umar bin Khathtab, shalat tarawih dikerjakan
sebanyak 20 rakaat dan hal ini tidak dibantah oleh para sahabat terkenal
dan terkemuka. Kemudian pada zaman Umar bin Abdul Aziz bilangannya
dijadikan 36 rakaat. Dengan demikian bilangan rakaatnya tidak ditetapkan
secara pasti dalam syara’, jadi tergantung pada kemampuan kita
masing-masing, asal tidak kurang dari 8 rakaat.
Niat shalat tarawih :
‘Ushalli sunnatan Taraawiihi rak’ataini (Imamam/makmuman) lillahi ta’aallaa’
artinya : ‘Aku niat shalat sunat tarawih dua rakaat (imamam/makmum) karena Allah’
12. Shalat Witir, adalah shalat sunnat mu’akad
(dianjurkan) yang biasanya dirangkaikan dengan shalat tarawih, Bilangan
shalat witir 1, 3, 5, 7 sampai 11 rakaat. Dari Abu Aiyub, berkata
Rasulullah ‘Witir itu hak, maka siapa yang suka mengerjakan lima,
kerjakanlah. Siapa yang suka mengerjakan tiga, kerjakanlah. Dan siapa
yang suka satu maka kerjakanlah’(H.R. Abu Daud dan Nasai). Dari Aisyah : ‘Adalah nabi saw. Shalat sebelas rakaat diantara shalat isya’ dan terbit fajar. Beliau memberi salam setiap dua rakaatdan yang penghabisan satu rakaat’ (H.R. Bukhari dan Muslim)
Niatnya : ‘Ushalli sunnatal witri rak’atan lillahi ta’aalaa’
artinya : ‘Aku niat shalat sunnat witir dua rakaat karena Allah’
13. Shalat Hari Raya, adalah shalat Idul Fitri pada 1 Syawal dan Idul Adha pada 10 Dzulhijah. Hukumnya sunat Mu’akad (dianjurkan).’Sesungguhnya
kami telah memberi engkau (yaa Muhammad) akan kebajikan yang banyak,
sebab itu shalatlah engkau dan berqurbanlah karena Tuhanmu ‘ pada Idul Adha – ‘(Q.S. Al Kautsar.1-2)Dari Ibnu Umar ‘Rasulullah, Abu Bakar, Umar pernah melakukan shalat pada dua hari raya sebelum berkhutbah.’(H.R. Jama’ah).
Niat Shalat Idul Fitri :
‘Ushalli sunnatal li’iidil fitri rak’ataini (imamam/makmumam) lillahita’aalaa’ artinya : ‘Aku niat shalat idul fitri dua rakaat (imam/makmum) karena Allah’
Niat Shalat Idul Adha :
‘Ushalli sunnatal li’iidil Adha rak’ataini (imamam/makmumam) lillahita’aalaa’ artinya : ‘Aku niat shalat idul adha dua rakaat (imam/makmum) karena Allah
Waktu shalat hari raya adalah setelah terbit matahari sampai
condongnya matahari. Syarat, rukun dan sunnatnya sama seperti shalat
yang lainnya. Hanya ditambah beberapa sunnat sebagai berikut:
a. Berjamaah
b. Takbir tujuh kali pada rakaat pertama, dan lima kali pada rakat kedua
c. Mengangkat tangan setinggi bahu pada setiap takbir.
d. Setelah takbir yang kedua sampai takbir yang terakhir membaca tasbih.
e. Membaca surat Qaf dirakaat pertama dan surat Al Qomar di rakaat kedua.
Atau surat A’la dirakat pertama dan surat Al Ghasiyah pada rakaat kedua.
f. Imam menyaringkan bacaannya.
g. Khutbah dua kali setelah shalat sebagaimana khutbah jum’at
h. Pada khutbah Idul Fitri memaparkan tentang zakat fitrah dan pada Idul
Adha tentang hukum-hukum Qurban.
i. Mandi, berhias, memakai pakaian sebaik-baiknya.
j. Makan terlebih dahulu pada shalat Idul Fitri pada Shalat Idul Adha
sebaliknya.
14. Shalat Khusuf, adalah shalat sunat sewaktu terjadi gerhana bulan atau matahari. Minimal dua rakaat. Caranya mengerjakannya :
a. Shalat dua rakaat dengan 4 kali ruku’ yaitu pada rakaat pertama,
setelah ruku’ dan I’tidal membaca fatihah lagi kemudian ruku’ dan
I’tidal kembali setelah itu sujud sebagaimana biasa. Begitu pula pada
rakaat kedua.
b. Disunatkan membaca surat yang panjang, sedang membacanya pada
waktu gerhana bulan harus nyaring sedangkan pada gerhana matahari
sebaliknya.
Niat shalat gerhana bulan :
‘Ushalli sunnatal khusuufi rak’ataini lillahita’aalaa’
artinya : ‘Aku niat shalat gerhana bulan dua rakaat karena Allah’
15. Shalat Istiqa’,adalah shalat sunat yang dikerjakan untuk memohon hujan kepada Allah SWT.
Niatnya ‘‘Ushalli sunnatal Istisqaa-I rak’ataini (imamam/makmumam) lillahita’aalaa’
artinya : ‘Aku niat shalat istisqaa dua rakaat (imam/makmum) karena Allah’
Syarat-syarat mengerjakana Shalat Istisqa :
a. Tiga hari sebelumnya agar ulama memerintahkan umatnya bertaobat
dengan berpusa dan meninggalkan segala kedzaliman serta menganjurkan
beramal shaleh. Sebab menumpuknya dosa itu mengakibatkan hilangnya
rejeki dan datangnya murka Allah. ‘Apabila kami hendak membinasakan
suatu negeri, maka lebih dulu kami perbanyak orang-orang yang fasik,
sebab kefasikannyalah mereka disiksa, lalu kami robohkan (hancurkan)
negeri mereka sehancur-hancurnya’(Q.S. Al Isra’ : 16).
b. Pada hari keempat semua penduduk termasuk yang lemah dianjurkan
pergi kelapangan dengan pakaian sederana dan tanpa wangi-wangian untuk
shalat Istisqa’
c. Usai shalat diadakan khutbah dua kali. Pada khutbah pertama hendaknya membaca istigfar 9 X dan pada khutbah kedua 7 X.
Pelaksanaan khutbah istisqa berbeda dengan khutbah lainnya, yaitu :
a. Khatib disunatkan memakai selendang.
b. Isi khutbah menganjurkan banyak beristigfar, dan berkeyakinan bahwa Allah SWT akan mengabulkan permintaan mereka.
c. Saat berdo’a hendaknya mengangkat tangan setinggi-tingginya.
Saat berdo’a pada khutbah kedua, khatib hendaknya menghadap kiblat membelakangi makmumnya
http://tuntunansholatsunah.wordpress.com/category/macam-macam-sholat-sunnah/
Senin, 30 Juni 2014
Senin, 23 Juni 2014
Aliran dalam seni rupa murni mancanegara
1. Neo Klasikisme
Aliran lukisan ini dimulai pada masa Renaisans. Kemunculan aliran ini mengacu pada kebudayaan Yunani klasik dan Romawi klasik.
Ciri-cirinya :
a. Berkesan berlebihan karena dibuat sesempurna mungkin, keindahannya dibuat seideal mungkin,
b. Kesan tenang statis dan bersih,
c. Komposisinya mirip adegan drama diatas pentas (teatrikal)
d. Sangat memperhitungkan anatomi, proporsi, dan komposisi
e. Tema berkaitan dengan kepentingan istana dan agama seperti cerita al kitab, keluarga istana / kaum bangsawam.
Tokoh-tokohnya :
a. Leonardo De Vinci
b. Michael Angelo
c. Jan Van Eyck
d. Albrecht Durer
2. Romantisme
Mungculnya romantisme ini dikarenakan neo klasik yang makin lama tidak sesuai dengan suasana peperangan yang terjadi di prancis pada saat itu. Istilah romantisme diambil dari kata roman (cerita). Aliran ini menghandaki bahwa dalam suatu lukisan harus mampu menggambarkan suatu peristiwa yang didalamnya terkandung suasana kehidupan penuh pertentangan, luapan emosi dan kegetiran hidup yang luar biasa. Aliran ini kebalikan dari neo klasikisme yang tenang dan bersih.
Ciri-cirinya :
a. Mengandung cerita yang dahsyat / luar biasa
b. Penuh emosional
c. Penuh gerak dinamis
d. Warna kontras meriah
e. Berkesan berlebihan dalam menggambarkan kedahsyatan peristiwa
Tokoh-tokohnya :
a. Franssco Goya
b. Theodore Gericault
c. R. Saleh Syarif Bustaman (Indonesia)
3. Realisme
Menggambarkan kenyataan / realitas kehidupan sehari-hari, objek maupun tema yang diangkat merupakan kenyataan keseharian / kenyataan, seperti kehidupan buruh, pengemis dll yang tak pernah tersentuh pada waktu-waktu sebelumnya.
Tokoh-tokohnya :
a. Gustave Caurbet
b. Pieter Bruegel
c. S. Sudjojono, Sudarso, Trubus (Indonesia)
4. Naturalisme
Pada awalnya (abad 18) para seniman melukis didalam studio karena alasan menggunakan cat untuk melukis. Kemajuan jaman ditemukan cat dalam bentuk tube (abad 19) yang mudah dibawa kemana-mana, maka kegiatan melukis tidak lagi distudio, pelukis mulai melukis kealam bebas dari awal hingga selesai sehingga hasilnya menyerupai alam.
Ciri-cirinya :
a. Lukian mirip / sesuai keadaan alam
b. Banyak menampilkan keindahan alam, flora maupun fauna
c. Terkait kaidah-kaidah perspektif, proporsi, anatomi
Tokoh-tokohnya :
a. Leonardo Da Vinci
b. Ernest Dezentje
c. Abdullah Surjobroto, Basuki abdullah (Indonesia)
d. Rembrant
e. Jan Frank
f. Jan Vermeer
5. Impressionisme
Impresi artinya kesan sesaat. Aliran ini bermula dari kesulitan para pelukis ketika melukis diluar, yakni kesulitan menggambarkan yang benar-benar nyata, karena setiap saat sinar matahari selalu bergerak / berubah sehingga mempengaruhi warna maupun pencahayaannya.
Akibatnya para pelukis berusaha menyelesaikan lukisan dengan cepat-cepat untuk memperoleh kesan warna pada saat yang diinginkan. Dari hal inilah timbul aliran impressionisme yaitu cara melukis yang tidak begitu mengutamakan objek tapi menekankan pada kesan sesaat warna yang dimiliki oleh objek yang dilukis.
Ciri-cirinya :
a. Menonjolkan permainan warna kesan sinar yang dipantulkan oleh benda tersebut.
b. Terkesan samar, ada bagian yang tidak detail.
Tokoh-tokohnya :
a. Claud Monet
b. Pissaro
c. Paul Cezzane
d. Goerge Seurat
e. Paul Gaugin
6. Ekspressionisme.
Aliran ini lahir sebahagi wujud penentangan terhadap aliran yang ada sebelumnya yang dalam penggarapannya selalu sesuai dengan bentuk dan warna dari objek yang dilukis. Aliran ini dalam berkarya tidak didasarkan pada kesan suatu objek tapi semata-mata sebagai hasil ungkapan perasaan / emosi.
Dalam menciptakan karya ini seniman cenderung menggambarkan objek sesuai dengan ekspesi dan emosi si seniman secara sepontan, tidak terkait dengan apa yang ada.
Ciri-cirinya :
a. Mengutamakan perasaan spontan.
b. Tidak mengejar keindahan visual tapi keindahan batin yang nyata
Tokoh-tokohnya :
a. Vincent Van Gogh
b. Paul Gauguin
c. Affandi (Indonesia)
7. Kubisme
Kubisme berasal dari istilah kubis / kubus (persegi). Kubisme merupakan istilah sindiran untuk karya yang cenderung berbentuk kubus / persegi.
Ciri-cirinya :
a. Mengembalikan objek ke bentuk-bentuk dasar (kubistik)
b. Tidak mengenal perspektif dan pencahayaan
c. Bentuk figurnya terkesan aneh dan tidak anatomis
Tokoh-tokohnya :
a. Pablo Picasso
b. George Braque
8. Surrealisme
Merupakan aliran lukisan yang menggambarkan dunia mimpi yang nampak aneh dan fantastis.
Ciri-cirinya :
a. Menggambarkan bentuk antara dunia nyata dan khayalan
b. Bentuk -bentuknya terkesan aneh
Tokoh-tokohnya :
a. Salvador Dally
9. Abstrak
Karya ini sering disebut karya non figurative, karena karya abstrak ini tidak mengesankan bentuk apapun, lepas dari bentuk nyata, kadang hanya menampilkan permainan komposisi unsur-unsur warna. Kadang untuk memahaminya sangat subjektif dan perlu penghayatan yang mendalam.
Ciri-cirinya :
a. Biasanya berupa komposisi unsur-unsur rupa (titik, garis, bidang, warna, dan tekstur).
b. Adanya kesan ekspresif
Tokoh-tokohnya :
a. Jackson Polock
b. Piet Mondrian
c. Paul Klee
d Amir Yahya
e. Fajar Sidik
f. Nashar (Indonesia).
Aliran lukisan ini dimulai pada masa Renaisans. Kemunculan aliran ini mengacu pada kebudayaan Yunani klasik dan Romawi klasik.
Ciri-cirinya :
a. Berkesan berlebihan karena dibuat sesempurna mungkin, keindahannya dibuat seideal mungkin,
b. Kesan tenang statis dan bersih,
c. Komposisinya mirip adegan drama diatas pentas (teatrikal)
d. Sangat memperhitungkan anatomi, proporsi, dan komposisi
e. Tema berkaitan dengan kepentingan istana dan agama seperti cerita al kitab, keluarga istana / kaum bangsawam.
Tokoh-tokohnya :
a. Leonardo De Vinci
b. Michael Angelo
c. Jan Van Eyck
d. Albrecht Durer
2. Romantisme
Mungculnya romantisme ini dikarenakan neo klasik yang makin lama tidak sesuai dengan suasana peperangan yang terjadi di prancis pada saat itu. Istilah romantisme diambil dari kata roman (cerita). Aliran ini menghandaki bahwa dalam suatu lukisan harus mampu menggambarkan suatu peristiwa yang didalamnya terkandung suasana kehidupan penuh pertentangan, luapan emosi dan kegetiran hidup yang luar biasa. Aliran ini kebalikan dari neo klasikisme yang tenang dan bersih.
Ciri-cirinya :
a. Mengandung cerita yang dahsyat / luar biasa
b. Penuh emosional
c. Penuh gerak dinamis
d. Warna kontras meriah
e. Berkesan berlebihan dalam menggambarkan kedahsyatan peristiwa
Tokoh-tokohnya :
a. Franssco Goya
b. Theodore Gericault
c. R. Saleh Syarif Bustaman (Indonesia)
3. Realisme
Menggambarkan kenyataan / realitas kehidupan sehari-hari, objek maupun tema yang diangkat merupakan kenyataan keseharian / kenyataan, seperti kehidupan buruh, pengemis dll yang tak pernah tersentuh pada waktu-waktu sebelumnya.
Tokoh-tokohnya :
a. Gustave Caurbet
b. Pieter Bruegel
c. S. Sudjojono, Sudarso, Trubus (Indonesia)
4. Naturalisme
Pada awalnya (abad 18) para seniman melukis didalam studio karena alasan menggunakan cat untuk melukis. Kemajuan jaman ditemukan cat dalam bentuk tube (abad 19) yang mudah dibawa kemana-mana, maka kegiatan melukis tidak lagi distudio, pelukis mulai melukis kealam bebas dari awal hingga selesai sehingga hasilnya menyerupai alam.
Ciri-cirinya :
a. Lukian mirip / sesuai keadaan alam
b. Banyak menampilkan keindahan alam, flora maupun fauna
c. Terkait kaidah-kaidah perspektif, proporsi, anatomi
Tokoh-tokohnya :
a. Leonardo Da Vinci
b. Ernest Dezentje
c. Abdullah Surjobroto, Basuki abdullah (Indonesia)
d. Rembrant
e. Jan Frank
f. Jan Vermeer
5. Impressionisme
Impresi artinya kesan sesaat. Aliran ini bermula dari kesulitan para pelukis ketika melukis diluar, yakni kesulitan menggambarkan yang benar-benar nyata, karena setiap saat sinar matahari selalu bergerak / berubah sehingga mempengaruhi warna maupun pencahayaannya.
Akibatnya para pelukis berusaha menyelesaikan lukisan dengan cepat-cepat untuk memperoleh kesan warna pada saat yang diinginkan. Dari hal inilah timbul aliran impressionisme yaitu cara melukis yang tidak begitu mengutamakan objek tapi menekankan pada kesan sesaat warna yang dimiliki oleh objek yang dilukis.
Ciri-cirinya :
a. Menonjolkan permainan warna kesan sinar yang dipantulkan oleh benda tersebut.
b. Terkesan samar, ada bagian yang tidak detail.
Tokoh-tokohnya :
a. Claud Monet
b. Pissaro
c. Paul Cezzane
d. Goerge Seurat
e. Paul Gaugin
6. Ekspressionisme.
Aliran ini lahir sebahagi wujud penentangan terhadap aliran yang ada sebelumnya yang dalam penggarapannya selalu sesuai dengan bentuk dan warna dari objek yang dilukis. Aliran ini dalam berkarya tidak didasarkan pada kesan suatu objek tapi semata-mata sebagai hasil ungkapan perasaan / emosi.
Dalam menciptakan karya ini seniman cenderung menggambarkan objek sesuai dengan ekspesi dan emosi si seniman secara sepontan, tidak terkait dengan apa yang ada.
Ciri-cirinya :
a. Mengutamakan perasaan spontan.
b. Tidak mengejar keindahan visual tapi keindahan batin yang nyata
Tokoh-tokohnya :
a. Vincent Van Gogh
b. Paul Gauguin
c. Affandi (Indonesia)
7. Kubisme
Kubisme berasal dari istilah kubis / kubus (persegi). Kubisme merupakan istilah sindiran untuk karya yang cenderung berbentuk kubus / persegi.
Ciri-cirinya :
a. Mengembalikan objek ke bentuk-bentuk dasar (kubistik)
b. Tidak mengenal perspektif dan pencahayaan
c. Bentuk figurnya terkesan aneh dan tidak anatomis
Tokoh-tokohnya :
a. Pablo Picasso
b. George Braque
8. Surrealisme
Merupakan aliran lukisan yang menggambarkan dunia mimpi yang nampak aneh dan fantastis.
Ciri-cirinya :
a. Menggambarkan bentuk antara dunia nyata dan khayalan
b. Bentuk -bentuknya terkesan aneh
Tokoh-tokohnya :
a. Salvador Dally
9. Abstrak
Karya ini sering disebut karya non figurative, karena karya abstrak ini tidak mengesankan bentuk apapun, lepas dari bentuk nyata, kadang hanya menampilkan permainan komposisi unsur-unsur warna. Kadang untuk memahaminya sangat subjektif dan perlu penghayatan yang mendalam.
Ciri-cirinya :
a. Biasanya berupa komposisi unsur-unsur rupa (titik, garis, bidang, warna, dan tekstur).
b. Adanya kesan ekspresif
Tokoh-tokohnya :
a. Jackson Polock
b. Piet Mondrian
c. Paul Klee
d Amir Yahya
e. Fajar Sidik
f. Nashar (Indonesia).
Minggu, 22 Juni 2014
Seni Rupa
Seni rupa merupakan salah satu dari cabang seni yang mengekspresikan pengalaman seseorang melalui karya dua dimensi maupun tiga dimensi menjadi karya yang bernilai artistik.
Apresiasi seni rupa merupakan kemampuan seseorang dalam menghargai dan menikmati karya seni rupa melalui kepekaan rasa estetika.
Tahap yang dilalui untuk pengapresiasi karya seni rupa dengan baik antara lain :
a. pengamatan,
b. penghayatan,
c. pengalaman berkarya.
Melalui pengamatan seseorang akan memperoleh banyak informasi tentang objek yang dilihatnya, yakni pengamatan tentang :
a. Unsur-unsur seni rupa (titik, garis, bentuk, bidang, tekstur, dan gelap terang)
b. Prinsip-prinsip seni rupa (kesatuan, keseimbangan, irama dan keselarasan)
Proses penghayatan menghasilkan rasa suka atau tidak suka terhadap karya seni, hal ini terjadi karena penghayatan melibatkan perasaan seseorang.
Pengalaman berkarya selain akan menghasilkan karya seni juga didalamnya akan tumbuh kepekaan rasa estetika seseorang terhadap karya seni.
1. Jenis-senis karya seni rupa
Menurut jenis ukuran / matranya, seni rupa di kelompokkan menjadi :
a. Seni rupa dwi matra (dua dimensi), karya sei rupa yang berupa bidang datar yang terdiri dari panjang dan lebar, serta hanya bisa dilihat dari satu arah. ex : lukisan dan gambar
b. Seni rupa tri matra (tiga dimensi), karya seni rupa yang memiliki ukuran panjang, lebar, tinggi, dan volume serta bisa dilihat dari berbagai arah.
2. Tujuan karya seni rupa
a. Seni rupa murni, diciptakan dengan tujuan sebagai sarana atau media berekspresi dan cenderung mengutamakan nilai keindahan saja
b. Seni rupa terapan, dirancang dan diciptakan untuk tujuan fungsional.
3. Fungsi seni rupa
a. Fungsi mitologis, karya seni rupa merupakan perwujudan dari kepercayaan masyarakat tradisi akan mitologi yang berkembang dalam budaya masyarakat. Benda-benda seni yang dibuat menggambarkan tokoh-tokoh legenda dan mitos seperti dalam seni pewayangan, kita mengenal pandawa (simbol kebaikan), korawa (simbol kejahatan), rahwana (simbol keserakahan), rama sinta (simbol kestiaan) dll.
b. Fungsi religius, karya seni rupa diciptakan untuk simbol-simbol keagamaan seperti pada ornament bangunan tempat ibadah, patung, kaligrafi, dll. Semuanya berfungsi untuk meningkatkan kemantapan dalam beribadah pada agama tertentu.
c. Fungsi praktis, karya seni rupa yang memiliki sifat pragmatis, untuk memenuhi fungsi praktis dan fisik sebagai benda-benda keperluan sehri-hari seperti hunian yang nyaman, aneka produk kerajinan yang artistik, dll.
d. Fungsi ekspresi diri, hanya ditemui pada seni murni saja, karena seni murni merupakan ungkapan murni sebagai media ekspresi diri bukan untuk tujuan praktis.
e. Fungsi komunikasi, fungsi ini biasanya dijumpai pada karya desain grafis atau desain komunikasi visual, melalui teknik grafis dan tulisan untuk keperluan promosi, iklan, publikasi, maupun layanan masyarakat lainnya.
f. Fungsi ekonomis, karya seni rupa terapan yakni desain dan kriya memiliki peluang ekonomis karena karya ini memiliki fungsi ekonomi untuk ditawarkan kepasar sebagai komoditi ekspor.
Apresiasi seni rupa merupakan kemampuan seseorang dalam menghargai dan menikmati karya seni rupa melalui kepekaan rasa estetika.
Tahap yang dilalui untuk pengapresiasi karya seni rupa dengan baik antara lain :
a. pengamatan,
b. penghayatan,
c. pengalaman berkarya.
Melalui pengamatan seseorang akan memperoleh banyak informasi tentang objek yang dilihatnya, yakni pengamatan tentang :
a. Unsur-unsur seni rupa (titik, garis, bentuk, bidang, tekstur, dan gelap terang)
b. Prinsip-prinsip seni rupa (kesatuan, keseimbangan, irama dan keselarasan)
Proses penghayatan menghasilkan rasa suka atau tidak suka terhadap karya seni, hal ini terjadi karena penghayatan melibatkan perasaan seseorang.
Pengalaman berkarya selain akan menghasilkan karya seni juga didalamnya akan tumbuh kepekaan rasa estetika seseorang terhadap karya seni.
1. Jenis-senis karya seni rupa
Menurut jenis ukuran / matranya, seni rupa di kelompokkan menjadi :
a. Seni rupa dwi matra (dua dimensi), karya sei rupa yang berupa bidang datar yang terdiri dari panjang dan lebar, serta hanya bisa dilihat dari satu arah. ex : lukisan dan gambar
b. Seni rupa tri matra (tiga dimensi), karya seni rupa yang memiliki ukuran panjang, lebar, tinggi, dan volume serta bisa dilihat dari berbagai arah.
2. Tujuan karya seni rupa
a. Seni rupa murni, diciptakan dengan tujuan sebagai sarana atau media berekspresi dan cenderung mengutamakan nilai keindahan saja
b. Seni rupa terapan, dirancang dan diciptakan untuk tujuan fungsional.
3. Fungsi seni rupa
a. Fungsi mitologis, karya seni rupa merupakan perwujudan dari kepercayaan masyarakat tradisi akan mitologi yang berkembang dalam budaya masyarakat. Benda-benda seni yang dibuat menggambarkan tokoh-tokoh legenda dan mitos seperti dalam seni pewayangan, kita mengenal pandawa (simbol kebaikan), korawa (simbol kejahatan), rahwana (simbol keserakahan), rama sinta (simbol kestiaan) dll.
b. Fungsi religius, karya seni rupa diciptakan untuk simbol-simbol keagamaan seperti pada ornament bangunan tempat ibadah, patung, kaligrafi, dll. Semuanya berfungsi untuk meningkatkan kemantapan dalam beribadah pada agama tertentu.
c. Fungsi praktis, karya seni rupa yang memiliki sifat pragmatis, untuk memenuhi fungsi praktis dan fisik sebagai benda-benda keperluan sehri-hari seperti hunian yang nyaman, aneka produk kerajinan yang artistik, dll.
d. Fungsi ekspresi diri, hanya ditemui pada seni murni saja, karena seni murni merupakan ungkapan murni sebagai media ekspresi diri bukan untuk tujuan praktis.
e. Fungsi komunikasi, fungsi ini biasanya dijumpai pada karya desain grafis atau desain komunikasi visual, melalui teknik grafis dan tulisan untuk keperluan promosi, iklan, publikasi, maupun layanan masyarakat lainnya.
f. Fungsi ekonomis, karya seni rupa terapan yakni desain dan kriya memiliki peluang ekonomis karena karya ini memiliki fungsi ekonomi untuk ditawarkan kepasar sebagai komoditi ekspor.
Langganan:
Postingan (Atom)